Jumat, 28 Maret 2014

Makalah konseling Remaja dan Anak

Posted By: Unknown - 04.14


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Bimbingan konseling merupakan salah satu pelayanan pendidikan yang sangat dirasakan keperluannya di sekolah, dengan adanya bimbingan konseling di setiap sekolah diharapkan dapat mengatasi permasalahan-permasalahan siswa siswi disekolah seperti siswa yang mengalami kesulitan belajar, tawuran antar pelajar dan lain sebagainya. Oleh karena itu bimbingan konseling remaja dan anak merupakan pelajaran yang sangat penting, karena dengan pelajaran tersebut kita dapat mempelajari cara atau metode dalam mengatasi permasalahan remaja dan anak.Dalam makalah ini kami membahas tentang permasalahan remaja dan anak, bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut dan bagaimanakah bimbingan dan konseling remaja dan anak seperti metode-metode bimbingan konseling remaja dan anak.

Rumusan Masalah
1.      Apakah bimbingan konseling itu ?
2.      Bagaimanakah bimbingan konseling bagi remaja?
3.      Bagaimanakah bimbingan konseling bagi anak ?





BAB II
PEMBAHASAN

1.    Pengertian Bimbingan dan Konseling
Istilah bimbingan dan konseling sudah sangat populer dewasa ini, bahkan sangat penting peranannya dalam sistem pendidikan kita. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen penting dalam pendidikan di Indonesia. Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari Guidence & Counseling dalam Bahasa Inggris. Sesuai dengan istilahnya maka bimbingan dapat diartikan secara umum sebagai sebagai bantuan dan tuntunan. Namun untuk sampai kepada pengertian yang sebenarnya kita harus ingat bahwa tidak setiap bantuan atau tuntunan dapat diartikan sebagai Bimbingan (Guidence).
Untuk dapat memperoleh pengertian yang lebih jelas dibawah ini akan dikutip beberapa definisi.Berdasarkan Pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 29/90, “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”.[1]Menurut Crow & Cow, bimbingan dapat diartikan sebagai “bantuan yang diberikan oleh seorang baik pria maupun wanita, yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai, kepada seorang individu dari setiap usia untuk menolongnya mengemudikan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, membuat pilihannya sendiri dan memikul bebannya sendiri”.[2]
Konseling sebagai terjemahan dari “Counseling” merupakan bagian dari bimbingan, baik sebagai layanan maupun sebagai teknik. Oleh karena itu perkataan bimbingan selalu dirangkaikan dengan konseling sebagai kata majemuk. James F. Adams menjelaskan bahwa konseling adalah “suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu, diamana yang seorang (konselor) membantu yang lain (konseli), supaya ia dapat lebih baik memahami dirinya dalam masalah-masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang”. Sedangkan menurut pakar lain, “konseling itu merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada konseli supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang”. (Moh. Surya, 1988:38).[3]

2.    Bimbingan dan Konseling bagi Remaja
Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, bukan masa transisi yang selama ini digaung-gaungkan. Karena mereka dicap telah mengalami kegamangan, akibatnya, sebagian remaja yang sewaktu kanak-kanak telah di didik dengan baik oleh orang tuanya merasa perlu mencari identitas baru, identitas yang berbeda dari yang mereka miliki sebelumnya.
Masa remaja merupakan masa yang bergejolak. Pada masa ini suasana hati (Mood) biasa berubah-ubah dengan sangat cepat. Masa remaja disebut juga dengan masa untuk menemukan identitas diri. Usaha pencarian identitas pun banyak dilakukan dengan menunjukkan perilaku coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi. Ketika seorang remaja gagal menemukan identitas dirinya, dia akan mengalami krisis identitas atau Identity Confusion, sehingga mungkin saja akan terbentuk sistem kepribadian yang menggambarkan keadaan diri yang sebenarnya. Reaksi-reaksi dan ekspresi emosional yang masih labil dan belum terkendali pada masa remaja dapat berdampak pada kehidupan pribadi maupun  sosialnya. Dia sering merasa tertekan dan muram atau justru menjadi individu yang perilakunya cenderung agresif. Pertengkaran dan perkelahian sering kali terjadi akibat dari ketidak stabilan emosinya.
Salah satu masalah besar yang dihadapi oleh masa remaja adalah penyesuaian terhadap perubahan hormon reproduksi yang sudah mulai berfungsi. Setelah mendapatkan pengalaman pertama dalam hal menstruasi untuk yang perempuan dan mimpi basah untuk yang laki-laki. Selain itu juga keingintahuan yang besar terhadap hal-hal yang berbau seks dan keingintahuan tentang cara untuk menyalurkan dorongan seks. Karena seksualitas masih menjadi perihal yang tabu oleh sebagian masyarakat kita, maka remaja seringkali mencari informasi seputar seksualitas dari sumber-sumber yang kedudukannya seringkali tidak dapat dipertanggung jawabkan. Hal tersebut justru menimbulkan perilaku seks pada remaja yang salah. Selama ini apabila kita berbicara mengenai seks maka yang terbersit dalam benak sebagian besar orang adalah hubungan seks, padahal itu artinya adalah jenis kelamin. Jenis kelamin ini membedakan laki-laki dan perempuan secara biologis, sedangkan seksualitas menyangkut : dimensi biologis, yaitu berkaitan dengan organ reproduksi, cara merawat kebersihan dan kesehatannya. Dimensi psikologis, dimana seksualitas berkaitan dengan identitas peran jenis, perasaan terhadap seksualitas dan bagaimana menjalankan fungsinya sebagai makhluk seksual. Dimensi sosial, berkaitan dengan bagaimana seksualitas muncul dalam relasi antar manusia serta bagaimana lingkungan berpengaruh dalam pembentukan pandangan mengenai seksualitas dan pilihan perilaku seks. Dan dimensi kultural, menunjukkan bahwa perilaku seks itu merupakan bagian dari budaya yang ada di masyarakat. Dengan pandangan dan pengetahuan seks yang benar pada remaja maka diharapkan dapat mencegah timbulnya pengaruh negatif bagi perkembangan fisiologis dan psikologis remaja itu sendiri.[4]
Untuk membantu remaja menyelesaikan masalahnya secara bertanggung jawab, diperlukan keberpihakan terhadap remaja, yang muncul dalam bentuk pemahaman, empati dan dukungan kepada remaja. Salah satu bentuk kegiatan yang dapat membantu remaja dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya termasuk seksualitas adalah dengan melakukan konseling. Mendapatkan informasi mengenai seksualitas merupakan hak semua orang termasuk remaja. Selama ini sarana-saran yang dipakai remaja untuk memenuhi keingintahuannya tentang masalah seksualitas ini didapatkan dari berbagai sumber, buku-buku populer, diskusi dengan teman-temannya, media elektronik, dan lain sebagainya. Melalui konseling seksualitas, remaja akan memperoleh informasi yang benar, proporsional dan bertanggung jawab dari konselor yang bersangkutan. Remaja juga dapat berdiskusi dengan konselor mengenai problem seksualitas sehingga pada akhirnya remaja bisa memahami nilai pribadinya, sikap dan perilaku seksualnya, serta belajar untuk mengambil keputusan lebih lanjut.
Dengan demikian, ketika remaja mempunyai masalah, dia akan mendapatkan dukungan dari orang yang bisa memahami keadaannya. Juga perlu dirubahnya  image bahwa pengetahuan seks untuk remaja itu tabu, harus dirubah menjadi pengetahuan tentang seks yang benar adalah perlu untuk semua warga masyarakat, termasuk didalamnya remaja.
Seorang konselor harus bisa mengarahkan kepada hal-hal yang positif serta menjadi remaja yang bertanggung jawab terhadap perbuatan mereka, sehingga mereka akan tumbuh kematangan kejiwaannya, kedewasaan dalam berfikir dan bertingkah laku sehingga menjadi remaja yang tangguh dalam menghadapi berbagai problematika yang dialaminya dan memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dengan benar sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Bagaimana konselor dapat membantu remaja yang ditanganinya ?[5]
a.    Mereka harus diingatkan pada fitrah keislamannya. Tingkatkan keimanan mereka, buat mereka nyaman berIslam, bersentuhan langsung dengan nilai-nilai kebenaran yang terkandung dalam Islam dan buat mereka patuh terhadap kewajiban sebagai seorang muslim.
b.    Bantu remaja untuk mengerti perubahan-perubahan yang dialaminya. Hormon-hormon baru yang mereka miliki menghasilkan dorongan-dorongan fisik yang harus mereka kelola. Konselor dapat membantu mereka untuk menumbuhkan kendali diri (self control) yang Islami. Ajarkan mereka tentang kaidah-kaidah keagamaan, seperti wudlu dapat menurunkan kemarahan dan meredam emosi, shalat bisa mencegah mereka dari perbuatan keji, dan puasa dapat mematangkan emosi dan menumbuhkan kemandirian mereka. Dorong mereka untuk selalu menjaga kesehatan, menggapai prestasi, sehingga mereka mampu membuat bangga di lingkungannya.
c.    Dekatkan mereka pada Al-Qur’an. Buat mereka nyaman dan gemar berinteraksi dengan Al-Qur’an agar terbiasa dan akan menjadi sebuah kebiasaan yang baik bagi remaja. Karena kedekatan seorang remaja dengan Al-Qur’an akan menjaga mereka dari berbagai pengaruh buruk atau negatif.
d.   Tumbuhkan Muraqabah mereka pada Allah. Ingatkan mereka untuk takut pada Allah dan pengawasannya yang tiada henti, tanamkan rasa malu dan ajarkan tentang akhlak terhadap diri sendiri

3.    Bimbingan dan Konseling bagi Anak
A.  Bimbingan terhadap anak
Telah kita lihat, bahwa demi tercapainya manusia yang dewasa, sehat jasmani dan rohani, maka ia perlu dicegah dari pengaruh negatif dan timbulnya gangguan dalam perkembangan kepribadiannya.
Sebagai suatu cara dalam sebuah usaha pencegahan gangguan perkembangan kepribadian, maka bimbingan dan konseling telah banyak peranannya dalam ikut membentuk individu dan masyarakat yang sehat mentalnya.
Bimbingan dan konseling sebenarnya diutamakan diberikan dirumah. Rumah dan keluarga adalah lingkungan hidup pertama, dimana anak memperoleh pengalaman-pengalaman pertama yang sudah mempengaruhi jalan hidupnya. Jadi lingkungan hidup pertama yang yang memberi tantangan pada anak supaya dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan hidupnya itu. Disinilah tugas orang tua untuk menjadi pembimbing anaknya, supaya perkembangan anak yang dimulai pada permulaan hidup dapat berlangsung sebaik-baiknya tanpa ada hambatan atau gangguan yang berarti.
Tanggung jawab orang tua dalam pendidikan anak, sebagian diserahkan kepada pihak sekolah, dimana dalam masyarakat kita seorang anak yang mulai  berusia 4 tahun sudah mulai sekolah. Selama kurang lebih 14 tahun anak akan menjalani pendidikan di TK, SD, SMP, SMA. Justru masa antara 4 tahun sampai 18 tahun merupakan masa yang terpenting dalam perkembangan anak menuju masa dewasa. Sebagian kehidupan anak sehari-hari berada dalam lingkungan sekolah, dengan kegiatan kulikuler maupun kegiatan ekstra kulikuler. Uluran tangan dan bimbingan yang sangat diperlukan, sebagian besar harus diperolehnya di lingkungan sekolah, antara lain dari guru, wali kelas, dan guru pembimbing atau konselor di sekolah. Dengan demikian tidaklah mengherankan, bahwa pemerintah memasukkan bimbingan dan konseling dalam kurikulum-kurikulum di sekolah.
Bimbingan di sekolah diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada anak didik, yang dilakukan secara terus-menerus supaya anak didik dapat memahami dirinya, sehingga anak didik sanggup dalam mengarahkan diri dan bertingkah laku yang wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan lingkungan masyarakat disekitarnya.
Tujuan dari bimbingan adalah memberi bantuan kepada anak didik supaya mencapai :
a.    Kebahagiaan hidup pribadi. Contohnya, seorang anak didik meraih prestasi disekolah
b.    Kehidupan efektif dan produktif. Contohnya, anak didik mampu mengatasi problem yang dialaminya
c.    Kesanggupan hidup bersama dengan orang lain. Contohnya, anak didik mampu menghormati kepentingan dan harga diri orang lain
d.   Keserasian antara cita-cita anak didik dengan kemampuan yang dimilikinya. Contohnya, anak didik mampu mempersiapkan bidang pekerjaan apa yang tepat untuk dirinya.[6]
Dalam hal memberikan bimbingan dan bantuan kepada anak, maka dapat disimpulkan, bahwa peranan bimbingan dapat dibagi kedalam 4 kelompok, antara lain sebagai berikut :
a.    Berperan sebagai pencegah, yang membantu anak menemukan cara-cara mengatasi persoalan, yang mungkin akan menjurus ke penyimpangan perkembangan mental atau tekanan jiwa.
b.    Berperan memelihara anak sebagai pribadi yang sudah mencapai perkembangan, baik keseimbangan emosi maupun keserasian kepribadian, agar menjadi satu kesatuan kepribadian yang kuat dan tangguh.
c.    Berperan dalam membantu, pembentukan penyesuaian diri, yakni dengan jalan membantu anak menghadapi, memahami, dan memecahkan masalah untuk mencapai hasil yang optimal, baik dalam jenjang karir maupun hubungan sosial.
d.   Berperan memperbarui atau menyembuhkan apabila terjadi penyimpangan atau kesulitan yang sudah berakar, membantu mencari akar dari permasalahan yang ada, supaya dapat disembuhkan dan tercapai taraf kehidupan yang normal.
Secara umum dapat kita simpulkan, bahwa bimbingan ini sangat penting bagi perkembangan dan jalan kehidupan seorang anak untuk mencapai masa depannya. Baik dirumah oleh orang tuanya maupun disekolah oleh konselor atau guru pembimbing, guru, pembina dalam pramuka, atau siapa saja dapat memberikan bimbingan terhadap anak didik, dengan ketentuan dilakukan dengan bijaksana dan bertanggung jawab.[7]
B.  Bimbinga Konseling Disekolah
Bimbingan dan konseling yang dilakukan dirumah oleh orang tua. Pendidik atau orang lain yang membina anak, sering dilakukan dengan tidak sengaja.
Disekolah bimbingan dan konseling dilakukan baik dengan sengaja dan tidak sengaja, kadang-kadang seorang guru secara tidak sadar telah memasukkan bimbingan kedalam pelajaran yang diajarkanya didalam kelas.
Bimbingan dan konseling dapat dilakukan secar berkelompok dan secara individual.
a.    Secara berkelompok  : dimanan pembimbing menghadapi  kelompok anak yang akan dibimbingnya, mungkin saja pembimbing ingin membantu menyelesaikan masalah:
Ø Sekelompok anak dengan masalah yang sama
Ø Seorang anak dibantu melalui kelompok anak tersebut
b.    Secara indivial : dimana pembimbing biasanya membantu anak didik dengan berhadapan langsung, dengan permasalahanya, jadi dengan empat mata saja.
Dengan demikian bimbingan dan konseling dapat bersifat :
a.    Terarah (Directive), dimana Pembina akan dituntut lebih aktif dalam memberikan pemecahan persoalan.
b.    Tidak Terarah (Nondirective),  dimana anak yang dibimbing memilaih untuk mencari jalan pemecah persoalannya sendiri, setalah pembimbing membeberkan dan mencerminkan masalahnya atau persoalan yang dihadapi anak tersebut.
c.    Dalam bimbingan berfungsi sebagai cara penanggulangan dan penyembuhan, maka sering diperlukan beberapa terapi:
Ø Terapi Redukatif : Bila anak mengalami kesulitan yang bersumber pada sifat kebiasaan yang tidak cocok dengan lingkungan, sehingga perlu suatu pembiasaan pengulangan pendidikan yang lain.
Ø Terapi Sugestif : Bila anak mengalami suatu masalah kebutuhan yang disebabkan oleh kebutuhan emosi. Dengan memberikan sugesti kuat, gangguan tersebut tidak akan muncul lagi. Selanjutnya dirinya penyebab kegoncangan atau ketegangan emosinya, dan diusahakan menghilangkan bebannya itu.
Ø Terapi penyaluran: dimana pembimbing menampung semua emosi yang tertumpuk, tertimbun pada anak. Pembimbing dalam hal ini memancing keluar semua persoalan, kekesalan, kebencian dan rasa agresi terhahadap seseorang  dan pembimbing menerima saja.
Dalam menghadapi anak didik yang memerlukan terapi medis, tentunya perlu dikonsultasikan pada ahli-ahli medis dengan mengirim anak didik kedokter umum, psikiater, ahli syaraf, ahli mata, dan lain sebagianya.
      
Seorang anak yang sering lesu, tidak bergairah dalam belajar dan suka mengantuk disebabkan:
a.    Mungkin sedang menghadapi masalah dalam keluarga, masalah psikis, emosi yang menimbulkan ketegangan-ketegangan.
b.    Bilamana ada masalah psikis maka ia dikirim ke pembimbing atau ke psikolog sekolah.
c.    Bilamana ada keluahan-keluhan fisik, kelihatan tidak sehat adanya kemungkinan tidak sehat maka ia dikirim kedokter.
d.   Mungkin ia terganggu oleh perasaan cemas gelisah, sehingga ia memerlukan obat-obat. maka ia dikirim ke psikiater.
e.    Mungkin juga anak mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran disekolah, sering mendapatkan nilai-nilai yang kurang memuasakan, sering pusing-pusing yang disebabkan gangguan-gangguan penglihatan, maka dikirim kedokter mata.
Dengan demikian akan terlihat suatu kerja sama yang luas dan multidisipliner.
Pelaksanaan bimbingan disekolah meliputi anak didik, sekolah, guru, dan Orang tua murid. Dalam melayani anak didik disekolah seorang pembimbing dapat berbuat  berbagai usaha dalam mambantu anak didik.[8]
a.    Membantu dalam memahami tingkah lalu orang lain.
b.    Membantu anak didik supaya hidup dalam kehidupan  yang seimbang antara aspek fisik, mental, dan sosial.
c.    Membantu proses sosialisasi dan sikap sensitif terhadap kebutuhan orang lain.
d.   Membatu anak untuk mengembang pemahaman diri  sesuai dengan kecakapan, minat pribadi dan hasil belajar, dan kesempatan yang ada.
e.    Membantu murid-murid dalam mengembangkan motif-motif intrinsik dalam belajar, sehingga dapat mencapai kemajuan yang berarti dan bertujuan.
f.     Memberikan dorongan dan pengarahan diri, pemacahan masalah, pengambilan keputusan, dan ketrlibatan diri dalam proses pendidikan.[9]








BAB III
PENUTUP
Secara umum dapat kita simpulkan, bahwa bimbingan ini sangat penting bagi perkembangan dan jalan kehidupan seorang anak untuk mencapai masa depannya. Baik dirumah oleh orang tuanya maupun disekolah oleh konselor atau guru pembimbing, guru, pembina dalam pramuka, atau siapa saja dapat memberikan bimbingan terhadap anak didik, dengan ketentuan dilakukan dengan bijaksana dan bertanggung jawab
Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, masa remaja merupakan masa yang bergejolak. Pada masa ini suasana hati (Mood) biasa berubah-ubah dengan sangat cepat. Masa remaja disebut juga dengan masa untuk menemukan identitas diri.
Bimbingan dan konseling dapat dilakukan secar berkelompok dan secara individual, dalam bimbingan berfungsi sebagai cara penanggulangan dan penyembuhan, maka sering diperlukan beberapa terapi :
·      Terapi Redukatif
·      Terapi Sugestif
·      Terapi penyaluran






DAFTAR PUSTAKA

Ny. Y. Singgih D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa. Psikologi untuk Membimbing. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia, 1979
I. Djumhur dan Moh Surya. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidence & Counseling). Bandung: CV. Ilmu, 1975
http://forget-hiro.blogspot.com/2010/05/upaya-konselor-dalam-menangani-masalah-remaja.html. Di akses 24-03-2014
http://www.kartunet.com/bimbingan dan konseling remaja-997. Di akses 24-03-2014
Ketut Sukardi,Dewa. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta, 2008


[1]Dewa Ketut Sukardi. PENGANTAR PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH. (Jakarta: Rineka Cipta, 2008). Hal. 36
[2]I. Djumhur dan Moh Surya. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidence & Counseling). (Bandung: CV. Ilmu, 1975). Hal. 25
[3]Dewa Ketut Sukardi. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. (Jakarta: Rineka Cipta, 2008). Hal. 38
[4]http://www.kartunet.com/bimbingan dan konseling remaja-997. Di akses 24-03-2014
[5]http://forget-hiro.blogspot.com/2010/05/upaya-konselor-dalam-menangani-masalah-remaja.html. Di akses 24-03-2014
[6]I. Djumhur dan Moh Surya. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidence & Counseling). (Bandung: CV. Ilmu, 1975). Hal. 28
[7]Ny. Y. Singgih D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa. Psikologi untuk Membimbing. (Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia, 1979). Hal. 21
[8] Ibid. Hal 23
[9]Ibid. Hal. 25

About Unknown

Magazine Power Theme is officially developed by Templatezy Team. We published High quality Blogger Templates with Awesome Design for blogspot lovers.The very first Blogger Templates Company where you will find Responsive Design Templates.

1 komentar:

  1. A Beginner's Guide to Baccarat - FEBCASINO
    A Beginner's 바카라 사이트 Guide to Baccarat · Rules of Baccarat · 메리트카지노 Rules of Baccarat · Beginners Guide for Baccarat · Baccarat Strategy 1xbet korean · Baccarat Strategy Guide.

    BalasHapus

Ads

SASB © (Sunan Ampel Student From Bojonegoro)

SASB Blogku Kharis suhud